SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA YMPD & STT SAPPI
Sebagai langkah awal, Bapak Peter Hidayat mengusulkan untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat interdenominasi. Kemudian visi tersebut di-sharing-kan kepada Departemen Misi GKI Anugerah, Bandung; GKIm Hosanna, Bandung; Persekutan Diaspora, Bandung; dan Persekutuan Alumni Kristen (PAK) Bogor. Selain itu Bapak Peter Hidayat mengusulkan agar Yayasan Mitra Pengembangan Desa tersebut dibentuk dari wakil beberapa gereja dan persekutuan yang memiliki visi dan misi yang sama.
Awal tahun 1993, Bapak Pdt. Yohan Candawasa, S.Th. (saat itu beliau menjabat sebagai Hamba Tuhan GKIm Ka Im Tong yang ditempatkan dalam Komisi Misi) mencetuskan visi di dalam pelayanan penginjilan secara holistik untuk menjangkau masyarakat pedesaan dan pedalaman di Indonesia. Kemudian beliau bertemu dengan beberapa rekan dari Persekutuan Alumni (PAK) Bogor. Sejak itu ada persepsi dan beban yang sama dalam menolong hamba-hamba Tuhan di pedesaan dan pedalaman, sehingga beban itu dilontarkan pada pengurus Komisi Misi GKIm Ka Im Tong (Bandung), yang saat itu ditanggapi oleh Bapak Peter Hidayat beserta rekan-rekan pengurus lainnya.
Melalui pembicaraan informal, kemudian dibentuk tim survei untuk mengadakan studi banding ke beberapa lembaga pendidikan dan pelatihan yang berada di Jawa Tengah/DIY (Semarang, Salatiga, Solo, dan Kaliurang) dan Jawa Timur (Blitar dan Malang). Bahkan sebelum SAPPI didirikan, dilakukan peninjauan ke SAKWI, Wlingi, Jawa Timur (Sekolah Alkitab dan Kejuruan Wlingi). Kunjungan Bapak Peter Hidayat ke Pacet (saat itu belum berdiri stt di Pacet) untuk melakukan penjajagan kerja sama mendirikan sekolah Alkitab di desa tersebut.
Dari hasil survei, akhirnya disepakati mendirikan Yayasan Mitra Pengembangan Desa pada tahun 1994 dengan kegiatan utama SAPPI (Sekolah Alkitab dan Pengembangan Pedesaan Indonesia) dan LP2 (Lembaga Pengkajian dan Pengembangan) tanggal 4 September 1995, YMPD didaftarkan ke notaris dan resmi berdiri sebagai lembaga yang berbadan hukum. Pada tahun yang sama (tahun 1994), YMPD mulai mencari lahan untuk lokasi kampus SAPPI. Akhirnya ditetapkan lokasi lahan di Kampung Palalangon, Desa Kerta Jaya, Kec. Ciranjang, Kab. Cianjur, Jawa Barat. Pada tahun 1995-1996 dilaksanakan pembangunan kampus SAPPI selama 8 bulan, dan kegiatan pendidikan secara operasional dimulai pada Tahun Akademik 1995/1996.
Kemudian pada tahun 1999 dibentuk unit kegiatan Jaringan Pelayanan Pedesaan (JP2) sebagai wahana pengembangan jejaring (networking) antara lembaga Kristen, gereja perkotaan, dan gereja pedesaan.
Kegiatan pendidikan yang dikelola SAPPI, yaitu Program Diploma 2 (D-2) sejak tahun 1995/1996. Kemudian mulai tahun akademik 2001/2002 dikembangkan menjadi Program Diploma 3 (D-3) dan menyusul kemudian Program Strata 1 (S-1) sebagai upaya memenuhi kebutuhan pelayanan jemaat dan masyarakat desa. Pada tahun 2001 LP2 digabungkan ke dalam SAPPI untuk lebih mengefektifkan program-program pelatihan, pengkajian dan pemberdayaan jemaat/masyarakat desa. Mulai Juni 2005, berdasarkan hasil keputusan rapat pengurus YMPD nama Sekolah Alkitab dan Pengembangan Pedesaan Indonesia diubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Studi Alkitab untuk Pengembangan Pedesaan Indonesia (STT SAPPI).
STT SAPPI juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan pelatihan, yaitu: Program Pelatihan Intensif Pertanian (PROGSIF), Program Sertifikat, dan Pelatihan Magang.
Tujuan pendidikan STT SAPPI adalah untuk memenuhi kebutuhan hamba Tuhan yang memiliki keterampilan untuk mengembangkan apa yang Tuhan percayakan kepada anak-anak Tuhan di desa/pedalaman, sehingga mereka mampu melakukan pelayanan secara holistik baik mandat Injil maupun mandat budaya.
Logo STT SAPPI
(1996 – 2020)
Logo STT SAPPI
(2020 – sekarang)